Jumat, 31 Oktober 2014

Survival Kit Sederhana

Survival kit adalah suatu peralatan atau satu kotak /tas peralatan survival yang umumnya dapat di gunakan di berbagai medan outdoor seperti gunug,hutan,padang pasir, dan laut.
Untuk seorang penjelajah ataupun petualang survival kit merupakan perlengkapan dasar yang harus dimiliki dan harus sesuai dengan perjalanannya.
Survival kit dapat dibuat sendiri,carilah kaleng yang tertutup dan tidak bocor.ukuran cukup kecil tetapi dapat memuat alat yang di perlukan.Pada saat mengisi kotak survival kit usahakan tidak ada tempat yang kosong yang memungkinkan peralatan didalamnya bergerak.
Biasakan selalu membawa survival kit dalam setiap perjalanan,karena dengan survival kit satu set perlengkapan sudak dimiliki untuk keadaan darurat.


Isi survival kit dan kegunaannya.

1. Korek Api
Korek api kedap air dapat dicari tetapi dengan harga yang mahal. Kita dapat membuatnya dengan memasukan batang korek dan kertas penyalanya ke dalam tabung bekas rollfilm. Bisa juga pada kepala korek kita teteskan lilin sehingga terselaput seluruh kepala korek tersebut.
2. Lilin
Sangat baik untuk mulai menghidupkan api dan juga untuk penerangan.apabila terbuat daru lemak dapat dimakan atau pun buat menggoreng (harus yakin bahwa terbuat dari lemak). Lilin dari bahan lain atau parafin wax tidak dapat di makan.
3. Batu Api/Geretan
Batu api dapat berkerja dalam keadaan basah dan dapat tahan lama sekali. Bawalah batu api sekalian dengan gergaji penggoresnya.
4. Kaca Pembesar
Dapat menimbulkan panas dan api dengan sinar matahari langsung,juga dapat dipakai untuk melihat dan medeteksi duri dalam jaringan.
5. Jarum dan Benang
Beberapa jarum dimana satu diantaranya mempunyai lubang benang yang besar sehingga dapat memakai urat daging sebagai benang apabila diperlukan. Simpanlah jarum-jarum tersebut menjadi satu dan dililt dengan benang yang kuat sekelilingnya.
6. Kail dan Senar
Pilihlah kail yang berbeda ukuran dan diletakkan didalam kotak atau dibungkus. Sertakan juga tali pancing secukupnya karena dapat digunakan untuk menjerat.
7. Kompas
Sebuah kompas yang cukup baik tapi sederhana dan pastikan diri kita bahwa kita dapat memakai kompas dengan baik. Kompas dengan cairan didalamnya adalah yang terbaik.pastikan tidak bocor dan tidak ada gelembung didalamnya.
8. Senter Kecil
Sebuah lampu kristal sering dipakai untuk gantungan kunci. Lampu ini dapat dipakai untuk membaca peta,memasang umpan pada waktu memancing dimalam hari.
9. Kawat Jerat
Kawat kuningan sepanjang 60-90 cm dapat dipakai dan sangat banyak kegunaannya antara lain untuk jerat,memask dll.
10. Obat-obatan
Obat yang kita bawa adalah yang sering diperlukan didalam perjalanan dan juga obat-batan pribadi tentunya.
11. Sebaiknya 2 bilah pisau bedah dengan ukuran yang berbeda.Untuk gagang dapat kita buat dari sepotong kayu apabila di perlukan.
12. Plester Kupu-Kupu
Dibuat dari plester yang dipotong mirip bentuk kupu-kupu,dipakai untuk merapatkan pinggir luka yang akan dijahit.


Menentukan Arah Tanpa Kompas

Saat kita berada di alam lepas kadang akan banyak terjadi hal yang tidak bisa ditebak sebelumnya. Semisal seperti tersesat, hilang, atau kejadian yang lainnya. Kita ambil contoh jika kita tersesat, kemudian kita lupa tidak membawa alat penunjuk arah seperti kompas. Kompas sangatlah dibutuhkan disaat saat seperti ini. Bagaimana kalau lupa??? Ini sedikit ilmu yang saya pernah baca atau dapet dari temen,


Melihat Bayangan Matahari


Saat tersesat pada siang hari kita bisa melihat bayangan benda yang terkena sinar matahari. Letakkan benda tegak ke tanah atau bisa dengan tubuh anda sendiri. Saat siang menuju sore bayangan benda lebih condong ke timur dan saat pagi menjelang siang bayangan benda lebih condong ke barat.

Melihat Tanda di Pohon


Jika kita tersesat di dalam hutan, lihatlah ke pohon pohon besar yang ada. Lihat setiap sisi yang terdapat lumutnya. Jika sisi pohon yang terkena sinar matahari dan tidak berlumut biasanya menunjukan sisi barat dan timur. Tapi jika tersesatnya saat kondisi malam hari dan tidak ada penerangan coba raba permukaan pohon tersebut. Rasakan suhunya, cari sisi yang paling terasa hangat. Itu akan menunjukan sisi barat. Karena sisi yang hangat baru saja terkena paparan matahari tenggelam yang berada di barat. Cara meraba sisi mana yang lebih hangat adalah metode yang lebih akurat karena tidak semua lumut menghindari sinar matahari
Selain melihat lumut pada pohon bisa juga lihat arah condong pohon pohon muda. Biasanya karena proses fotosintesis yang banyak dilakukan oleh tanaman saat pagi hari maka tanaman tersebut akan condong ke arah timur ke arah dimana sang matahari terbit

Menggunakan Jarum atau Silet



Dalam daftar survival kit alat yang di bawa salah satunya adalah jarum dan silet. Jarum dan silet dapat kita gunakan sebagai pengganti kompas saat kita tidak membawa kompas. Caranya, ambil salah satu jarum atau silet. Gosokkan jarum pada benda kering selain benda magnet. Seperti kain sutera, rambut, batu agar jarum berubah menjadi magnet. Setelah di gosok coba cari gabus atau benda ringan lain yang bisa mengapung seperti daun kering. Tusukan jarum ke gabus atau daun kemudian letakkan di atas air menggenang. Ujung silet akan mengarah ke arah utara dan selatan.

Menggunakan Jam Analog

Begini caranya,

Untuk arah bagian utara :

  • Letakkan jam secara horizontal
  • Arahkan jarum pendek ke arah matahari
  • Arah selatan adalah setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek jam (45°)


Untuk arah bagian selatan :

  • Letakkan jam secara horizontal
  • Arahkan angka 12 ke arah matahari (dengan bantuan bayangan tongkat)
  • Arah utara adalah setengah sudut  antara angka 12 dengan jarum pendek jam

Lihat Gambar à

Tapi metode ini kurang akurat untuk kita yang tinggal di wilayah khatulistiwa. Jika wilayah waktu kita sedang menggunakan “Daylight Saving Time”, maka gunakan angka 1 sebagai panduan penggati angka 12.

Referensi :

http://tri-santiadji.blogspot.com/2014/03/menentukan-arah-saat-tersesat-tanpa.html

Daftar No Kontak Basecamp

Maaf jujur aja cuma copas dari grup pendaki. . .hehe, 

G. Slamet :
via Bambangan: 085726000335 (P. Sugeng ) , 085726666912 (Mas Didin),
via Guci : 085643755398 (Mas Uceng)

G. Sindoro :
081328096081, 08190386023
 081227967705 (bs.sigedang - mbah amin)
G. Sumbing :
085868611446

G. Lawu :
085741307298

G. Merapi :
081329266656 (P. Syamsuri)

G. Merbabu :
-081325932700 (P. Tono)
-085329720365 (Mas Ando)
-085740540437 (GRABUPALA)

G. Ungaran :
-085729968373

G. Arjuna-Welirang :
via Tretes, 085856052510 (Basecamp)
via Lawang, 081330787722 (P. Rudi)

G. Argopura :
081336017979 (P. Suryadi)
08113651015 (P. Susiono)

G. Semeru :
0341787055 (P. Samsul)

G. Raung :
Telp. (0332) 321305 / Hp. 081333862244 (KPW Gunung Raung)

G. Salak :
via Kawah Ratu, 085724995370 (P. Dadang)

G. Gede - Pangrango :
+62263519415 / +62263512776 (TNGGP)
081912021180 (P. Usep)

G. Ciremai :
085724111966 (Basecamp)
089660167339 - 085797144434 ( Mitra Volunteer | TRC Linggarjati ) 
087717717913 (Bang Jaka)

G. Rinjani :
(0370) 27851 (Dephut)
(0370) 627764 (Pengelola)
085367588494 (Mas Lihun)

G. Kerinci :
(0748)22250 (Balai Besar TNKS)
kalau ada kesalahan mohon dikoreksi dan daftar no ini bisa berubah-ubah dan bisa juga ditambah terima kasih[[rr]]

Senin, 27 Oktober 2014

Mending Gelandang di Lombok Dari Pada Hura Hura di Rumah


Lombok, yaa pulau yang terletak di Nusa Tenggara Barat ini adalah salah satu pulau yang eksotis di Indonesia.Terdapat berbagai tempat untuk berlibur di pulau satu ini, mulai dari pantai pantainya sampai gunung Rinjani yang menjadi gunung api terindah se-Asia Tenggara. Banyak orang yang memimpikan untuk bisa jalan jalan berkunjung ke pulau ini, begitupun saya. Saya yang melihat Lombok hanya dari liputan wisata atau dari FTV di layar kaca, selalu berangan angan kapan guee bisa nginjek pasir putih salah satu pantai di Lombok. Awalnya saya membayangkan kalau untuk bisa ke Lombok harus kaya dulu, karena tranportnya yang jauh dan katanya harga disana lebih mahal dari pada di Jawa, mulai makanan sampai penginapan. Apalagi untuk anak ndeso seperti saya yang tinggal di pinggiran kota yang kebutuhannya termasuk murah murah, yaitu Yogyakarta Istimewa. Saya pernah ke Bali, tapi itu karena mengikuti Study Tour semasa putih abu abu dulu yang hanya mengandalkan duit ortu. Kerjaan saya kaga tentu, kadang freelance kadang kerja tetap tapi ga betah terus kaluar. Duit suka ngilang karena hobi saya yang suka hiking naik gunung, yaa walau baru gunung yang deket deket tempat tinggal. Bayangan saya kan ke Lombok bisa ngabisin duit berjuta juta. Ehh ternyata di bulan september 2014 saya nginjek pasir pulau Gili Trawangan salah satu destinasi terkeren di Lombok,  cuma nginjek pasirnya aja tapi. .hehe ga ada 6 jam di sana. Ini impian saya kesampean dengan duit ga nyampe 1 juteee, diluar perkiraan saye. . . :D

Awal mula dari hobi yang suka naik gunung terus tau tentang gunung Rinjani di Lombok. Duuhh tambah ngimpi berat saya buat bisa ke Lombok. Akhirnya sungguh sungguh bertekad agar bisa nginjek pasir pantai di Lombok. Kerja jadi perawat gigi dengan gaji UMR Djogja, saya nabung duit, ngirit berbagai keperluan dari beli beli barang, mengurangi jadwal naik gunung, sampai lebaran kaga beli baju baru. Akhirnya di bulan september kumpul duit 3 juta lebih dari tabungan dan THR. Dengan mengorbankan pekerjaan yang dah lumayan mapan, saya resign dari kerjaan demi impian saya bisa ke Lombok.Berenam saya berangkat dari Yogyakarta Istimewa ke Lombok via jalur darat ala backpacker, mungkin bisa di katakan cara gelandangan juga bisa karena tidur n makan yang seadanya,. .hehe. Misi saya ke Lombok kali ini bukanlah untuk liburan hura hura, saya punya misi untuk bisa sujud syukur di puncak Gunung Rinjani.



Sampai di Lombok kesan pertama adalah memang benar benar eksotis pulau ini. Waktu masih di kapal ferry, saat dekat dengan pelabuhan saya melihat pulau ini seperti dunia baru bagi saya. Pegunungan yang membentang luas nan cantik, lautnya yang tenang seakan menarik saya untuk lompat dari kapal "padahal kaga bisa renang, nyelam bisa kalo renang kaga". Di perjalanan menuju basecamp saya liat penduduknya yang kelihatan damai, makmur. Banyak mobil mobil mewah yang lewat. Entah saya tidak tau saya tidak melihat bus pariwisata satupun di pulau ini. Polisi pun saya tak melihat, hanya sekali itupun mobilnya, polisinya kaga ada. Di perempatan semacam ring road kalau di Djogja pasti ada polisi yang jaga, di Lombok kaga ada. Pengendara motor dengan bebasya menerobor lampu lalu lintas. Apakah saking amannya pulau ini sehingga tidak memerlukan pengamanan yang banyak dari polisi.

Di Lombok mayoritas warganya adalah muslim. Setiap perjalanan pasti akan menemui masjid masjid megah di pinggir pinggir jalan. Banyak terdapat masjid dengan decorasi yang cantik cantik, apalagi kalau malam hari. Lampu di kubah masjid yang besar dan cantik sudah terlihat dari kejauhan. Nyaman rasanya saya berada disini. Warganya pun ramah ramah dan baik baik. Banyak orang jawa juga disini. Kalau kalian bertemu orang jawa dan minta bantuan, Insya Allah mereka akan membantu dengan senang hati.

Empat hari saya berada di gunung Rinjani, Alkhamdulillah misi selesai dengan lancar dan bahagia. Warga di sekitar kaki gunung Rinjani berbeda dengan yang di kota. Mereka terlihat lebih sederhana, bangunan bangunan rumah masih bercampur dengan bangunan traditional. Masjid masjid pun tak semegah yang di kota. Namun orang orangnya tak kalah ramah juga. Malah saya banyak dapat bantuan menginap dari warga lereng gunung. Mulai dari biaya nginap yang murah sampai makan 15ribu dengan bonus nginap gratis.

Selesai misi naik gunung Rinjani saya and kawan kawan pergi main sejenak di Gili Trawangan. Bayangan kami Gili Trawangan adah pulau kecil dengan pantai pasir putih yang masih sepi. Saat sampai di sana memang benar disana sepi oleh wisatawan lokal tapi ramai pake banget wisatawan mancanegara ato bule. Ini mana yang orang loakal mana yang orang asing, kebanyakan bule bule yang pada pake pakaian pantai. Disini kita enggak ngapa ngapain hanya cuci mata aja liat indahnya laut dengan ombaknya dan indahnya bule dengan pakaiannya. . :p. Maklum kita kaga ada duit banyak, cuma jalan jalan keliling sama beli oleh oleh kaos dengan harga 50rban. Kita di Gili Trawangan dateng siang pulang sore.

Untuk budget transportasi pergi pulang kita hanya habis duit 500an ribu. Semula sebelum berangkat perkiraanku bakaln habis duit 1jutee, ehh cuma setengahnya. Bener bener diluar dugaan jalan jalan ala backpacker "gelandangan" kami ini. Yang mau liat rincian perjalanan saya dari Djoga -- Lombok bisa liat di Rincian Perjalanan ke Gunung Rinjani.

Naahh siapa yang mimpi ke Lombok tapi takut dengan biaya yang gedhe. Wujudkanlah mimpimu selagi masih muda. Saran saya sih mending gelandang ke Lombok dari pada hura hura di rumah sendiri :D

Rabu, 22 Oktober 2014

Cantigi , Cantik dan Bermanfaat



Tak banyak yang tahu tentang tumbuhan yang seperti semak ini, yaitu cantigi gunung. Mungkin pendaki yang sudah mengikuti kelas pecinta alam sudah di ajarkan tentang manfaat pohon yang satu ini. Tetapi banyak yang tak mengetahui tentang tumbuhan berdaun cantik cantigi. Cantigi kalah pamor dengan temannya di gunung yaitu edelweis. Cantigi tak hanya cantik saja, tapi mempunyai manfaat saat dibutuhkan.
Cantigi gunung mempunyai nama ilmian Vacinium Varingiaefolium. Tumbuh di gunung pada ketinggian antara 1.800 – 3.340 Mdpl, kadang juga ditemukan pada ketinggian 60 Mdpl. Mempunyai sebutan di daera Jawa manis rejo atau brenganyi, di Sunda cantigi, dan di Kaltim delima montak. Tumbuh mencapai ketinggian 2,5 meter sampai 10 meter. Pohon seperti semak dengan daun agak tebal, tangkai daun berwarna merah, daun muda berwarna ungu kemerahan atau orange kemerahan, daun tua berwarna hijau. Bunga berwarna ungu gelap dan berbentuk seperti lonceng. Buah berwarna ungu kehitaman dan berbentuk bulat.
Buah dan daunnya sering dimanfaatkan oleh pendaki yang kelaparan karena kehabisan bekal atau tersesat di gunung. Rasa buahnya manis kesat, sedangkan daunnya hambar kesat. Buah dan daun dimakan untuk menambah stamina dan bisa juga untuk penyegar badan dan obat demam. Tak hanya daun dan buah, akar yang kuat melintang di jalur pendakian juga bermanfaat untuk pegangan para pendaki saat melintas. Akar pohon yang mencengkeram tanah dengan kokohnya tahan dari terjangan badai sehingga dapat digunakan untuk berlindung saat badai datang.

buah cantigi
daun cantigi


kuncup bunga

Cantigi mampu bertahan dari terjangan badai dan hidup dalam kondisi tanah beracun yang mengandung belerang, namun tak mampu bertahan dari tangan jail manusia. Tuhan telah menciptakan alam ini untuk kita manfaatkan sebaik mungkin. Tapi jangan kelewat batas dan menimbulkan kerusakan. Gunakanlah sebaik mungkin, jaga alam ini sebaik mungkin. Jika alam ini rusak berarti moral manusianya pun juga rusak.

Reff : http://tanamankampung.blogspot.com/2013/02/cantigi-gunung.html

Selasa, 21 Oktober 2014

Rincian Perjalanan ke Gunung Rinjani




Lagi pada rame-rame mendaki Gunung Rinjani nih. Gunung yang eksotis ini memang tiada duanya. Telah menjadi mimpi bagi para pendaki untuk bisa menjejakan kakinya di puncak Gunung Rinjani.  Banyak yang beranggapan untuk bisa sampai ke Gunung Rinjani ini mahal. Iya mahal kalo berangkatnya dari Kazakhstan bareng mba Sabina :p . kalo berani makan pas pasan, nginep di tempat pas pasan, dan pake transportasi yang pas pasan siihh ga mahal. Banyak yang bilang kalau bisa habis budget 1 juta sampai 2,5 jutaan. Iya memang bisa bagi yang naik pesawat atau pake bawa pulang oleh-oleh kain tenun Lombok sekarung. Kemarin tanggal 07 September 2014 gue berenam dari Djogja berangkat untuk meraih mimpi kita mendaki Gunung Rinjani. Kita untuk budget tranportasi ga nyampe 600k ko, ga percaya??? Niihh sekarang gue bakalan berbagi pengalaman gue kemarin. Monggo disimak,
Dari Djogja stasiun Lempuyangan kita naik kereta api ekonomi Sri Tanjung jurusan stasiun paling akhir stasiun Banyuwangi Baru dengan biaya Rp 50.000. Terus jalan kaki dari stasiun Banyuwangi Baru  ke pelabuhan Ketapang karena deket, Cuma beberapa ratus meter saja. Nyebrang dari pelabuhan Ketapang ke pelabuhan Gilimanuk Bali hanya Rp 6.500 saja. Sampai pelabuhan Gilimanuk langsung kita ke terminal Gilimanuk. Disana langsung cari angkutan umum seperti minibus gituu.  Awal di tawarin  biaya angkutannya Rp 65.000 tapi kita tawar jadi Rp 50.000. Dengan biaya segitu kita sudah bisa sampai pelabuhan Padang Bai. Di pelabuhan Padang Bai tiket untuk menyeberang ke pelabuhan Lembar Lombok Rp 40.000. Ini niihhh yang sempat kita kemarin panas sampai salah dua personil kita mau adu ayam jotos sama orang Lombok. Kita kena calo pas di pelabuhan Lembar. Kita dari Lembar sampai Sembalun tak mulus perjalanannya. Kita di oper sampai 3 mobil, yaaa karena kena calo itu tadi. Kita habis sekitar Rp 90.000/ anak. Tips setelah kita tanya pendaki pendaki lain. Carilah mobil bak carry. Itu bayarnya sekitar Rp 50.000 doank dari Lembar sampai Sembalun. Atau kalau ga dari Lembar naik angkutan ke Aikmel Rp 30.000 trus dari Aikmel pake mobil bak carry ke Sembalun Rp 20.000. Itu info yang kita dapet dari beberapa pendaki lain.
Untuk perjalanan pulang  kita dari Senaru. Di Senaru kita nginep di rumahnya Pak Saat, disini kita bisa bisa makan bonusnya nginep dan bisa di cariin angkutan untuk kemana aja, ke neraka juga ada ke surganya yang susah. . . :D. Untuk pembahasan Pak Saat nanti di bawah baca aja. Karena kita mau mampir ke Gili Trawangan kita mampir dulu. Dari Senaru rumah Pak Saat kita naik angkutan menuju Bangsal dengan biaya Rp 35.000. Angkutan ga langsung ke pelabuhan. Tapi berhenti di perempatan sebelum pelabuhan. Untuk ke pelabuhan kita naik Andong dengan biaya Rp 5.000 saja. Monggo mau jalan kaki juga ga papa siih kalo nyantee, tapi panas. Angkutan ga boleh masuk, yang boleh hanya taksi n andong. Nyampe pelabuhan Bangsal kita beli tiket boat untuk menyeberang ke Gili Trawangan Rp 17.000. Pas kembali dari Gili Trawangan ke Bangsal biaya lebih murah jadi Rp 13.000. Untungnya kita ketemu bang Heru sopir travel Avanza pas di boat dari Gili Trawangan. Kalau sore di Bangsal sudah tidak ada angkutan kata penduduk sana. Naah Kita di tawarin sama bang Heru yang mau pulang ke sekitar Mataram numpang mobil Avanza miliknya hanya dengan ganti uang bensin aja, kita berenam terus ngumpulin uang masing masing Rp 10.000 berenam jadi Rp 60.000. Pas di Mataram hampir kehabisan angkot, masih ada 1 angkot kuning. Di sini bantuan bang Heru masih berlanjut. Bang Heru berdebat untuk menawar biaya angkot dengan bilang kalo kita adalah teman bang Heru...terima kasih bang Heru bantuannya, semoga menjadi amal ibadah bang Heru. J. Setelah di tawar akhirnya harga menjadi Rp 100.000/ 6 orang, jadi /orang di bulatkan saja menjadi Rp 17.000. Dari Mataram kita menuju pelabuhan Lembar. Dari Lembar tiket Rp 40.000 sampai di Padang Bai di Bali. Di Bali karena dini hari jadi ga ada angkutan, kita akhirnya menyewa Avanza dengan Rp 200.000/ 6 orang sampai terminal Ubung Bali di bulatkan aja /orang Rp 34.000. Di terminal Ubung kita cari angkutan minibus Rp 25.000 nyampai di pelabuhan Gilimanuk. Nyebrang Gilimanuk ke Ketapang Rp 6.500. Terus pas di stasiun ternyata kita kehabisan tiket. Akhirnya kita beli tiket kereta api untuk besok pagi. Karena kita nyampe banyuwangi pagi hari dan harus menunggu pagi selanjutnya kita jalan jalan dulu ke pantai Watu Dodol yang tidak terlalu jauh. Kita naik angkutan semacam mobil kecil dengan biaya PP 14.000. Di keesokan harinya kita beli tiket kereta api Sri Tanjung menuju Djogja Rp 50.000. Naaahhh yookkk mari di jumlah :

Pergi :
Stasiun Lempuyangan Yogyakarta à Stasiun Banyuwangi Baru Banyuwangi : Rp 50.000
Stasiun Banyuwangi Baru Banyuwangi à Pelabuhan Ketapang Banyuwangi : Rp 0
Pelabuhan Ketapang Banyuwangi à Pelabuhan Gilimanuk Bali : Rp 6.500
Pelabuhan Gilimanuk Bali à Pelabuhan Padang Bai Bali : Rp 50.000
Pelabuhan Padang Bai Bali à Pelabuhan Lembar Lombok : Rp 40.000
Pelabuhan Lembar Lombok à Desa Sembalun  : Rp 90.000
Jumlah perjalanan pergi : Rp 236.500

Pulang :
Desa Senaru à Bangsal : Rp 35.000
Andong Bangsal : Rp 5.000
Bangsal à Gili Trawangan : Rp 17.000
Gili Trawangan à Bangsal : Rp 13.000
Bangsal à Mataram : Rp 10.000
Mataram à Pelabuhan Lembar Lombok : Rp 17.000
Pelabuhan Lembar Lombok à Pelabuhan Padang Bai Bali  : Rp 40.000
Pelabuhan Padang Bai Bali à Terminal Ubung Bali : Rp 34.000
Terminal Ubung Bali à Pelabuhan Gilimanuk Bali : Rp 25.000
Pelabuhan Gilimanuk Bali à Pelabuhan Ketapang Banyuwangi : Rp 6.500
Pelabuhan Ketapang Banyuwangi à Stasiun Banyuwangi Baru : Rp 0
Main ke Pantai Watu Dodol Banyuwangi PP : Rp 14.000
Stasiun Banyuwangi Baru Banyuwangi à Stasiun Lempuyangan Yogyakarta : Rp 50.000
Jumlah perjalanan pulang : Rp 266.500

Jadi semuanya pulang pergi sekitar : Rp 236.500 + Rp 266.500 = Rp 503.000

             Naah murah kan, gimana semakin semangat donk untuk pergi ke Gunung Rinjani. Itu kita masih main ke Gili Trawangan dan Pantai watu Dodol, kalau kaga yaa semakin murah ga nyampe 500k. Sama di Pelabuhan Lembar kalo ga kena calo juga semakin ngirit tuh.
         Untuk pembahasan tips menginap di perjalanan selain menginap di angkutan and gunung niihhh. Pas sampai di desa Sembalun kita sudah maghrib, karena tidak ada pendakian malam dan kita juga lelah butuh istirahat kita nginep di salah satu rumah penduduk di basecamp Bawa Nao Rp 100.000/6 orang makan terpisah sesuai permintaan. Terus pas turun di Desa Senaru kita juga nginep dulu untuk istirahat di rumah bapak NurSaat/ Pak Saat biasa di panggilnya. Disini kita makan bonusnya nginep and mandi. .he. Nginep, mandi, shalat ga bayar cuma makan aja yang bayar. Makan hanya bayar Rp 15.000 boleh nambah sepuasnya bayarannya yaa tetep cuma segitu, pendaki baru turun ada makanan enak murah dapet bonus nginep, enaakk banget dah masakan Bu Saat plecing kangkung sambelnya segeeerr pass banget daahhh. Pak Saat and Bu Saat memang baik baik, ramah banget.. recomended daah, yang mau naik kalo butuh porter, jemputan dari pelabuhan atau bandara Pak Saat bisa membantu. Yang mau naik via Sembalun tapi tidur dulu di rumahnya Pak Saat dulu juga bisa, nanti Pak Saat bisa berangkat bareng porter dari Senaru ke Sembalun. Enak dehh sama Pak Saat, orangnya baik banget. Yang minat niih kontaknya hubungi aja HP : 087864893590 Pak Saat siap membantu. Geu aja betah tidur disana dah kaya rumah sendiri, gimana ga betah...hehe. Di Banyuwangi kalo kemalaman kita jug bisa nginep di emperan stasiun low pengen gratis. Tapi gue saranin cari deh warung makan nasi goreng n ayam goreng pinggir jalan, sebelah jembatan. Di tempatnya Pak Supriadi kita makan bonus nginep. Makannya nasi goreng Rp 10.000 kalau ayam goreng n lalapan RP 15.000. Tapi syaratnya yaa itu makan disana juga, ga cuma nginep doank. Tapi enak laahh, Pak Supriadi juga orangnya baik and ramah.
            Mangga sok atuuhhh silahkan yang mau tanya tanya kalo masih ada yang kurang jelas. Selamat bersenang senang, mumpung masih muda travelinglahh sepuasnya dari pada nanti sudah tua sudah ada tanggungan keluarga ga bisa pergi bebas. . .hahaha ngracuunn daah guaa. J

Jumat, 17 Oktober 2014

Gunung Andong 1726 Mdpl,



Kesombongan sekecil apapun jika di alam tak ada gunanya. Kalau kalian sombong tehadap alam, meremehkan sesuatu yang tidak kalian ketahui. Fatal akibanya yang ditimbulkan jika kalian sombong. Seperti apa yang ku alami, kesombonganku di hancurkan di Gunung Andong. Jadi pengajian niihhh. . .hehe
Gunung Andong terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung andong merupakan gunung tidak aktif dan memiliki dua puncak menyerupai punuk unta dengan puncak tertingginya 1.726 Mdpl.
Mari simak pengalamanku nanjak Gunung Andong yang sangat memalukan. Sebelumnya perkenalan personil dulu. Kami berenam, dari gue, Aziz, Kuntoro, Darma, Gabule, Sonthong.


gue

Kuntoro

Sonthong

Aziz (leader)

Gabule

Agus

Darma

Kami melakukan pendakian gunung pada bulan maret 2014, lupa tanggal berapa. Seminggu sebelum hari pendakian aku sendirian mencoba main cari jalan menuju basecamp Gunung Andong di Grabag, Magelang dari Djogja. Yang kutemui pertama adalah basecamp Gunung Andong “Mangli”. Sebenarnya basecamp mangli bukanlah basecamp asli Gunung Andong, basecamp aslinya adalah di “Sawit”. Di Mangli hanyalah terdapat camping ground dan taman yang sering di gunakan oleh muda mudi untuk main. Di Mangli terdapat pos yang di jaga oleh ranger atau polisi hutan, karena di sisi Mangli adalah masuk taman nasional yang di kelola oleh Perthutani. Di sini aku bertanya apakah bisa untuk melakukan pendakian. Ternyata bisa, hanya jalurnya lebih sulit katanya. Aku tak bertanya bagaimana sulitnya hanya langsung berterima kasih atas infonya.


Pada saat hari pendakian aku memutuskan bersama teman teman untuk melakukan pendakian dari basecamp Mangli karena sifat sombongku yang meremehkan Gunung Andong yang tidak terlalu tinggi. Ba’da dhuhur kami berangkat dari Djoga skitar jam 13.00, cuaca cerah kadang berawan. Jam 14.30 kami sampai di basecamp Mangli. Tiba tiba hujan turun dengan derasnya, kami terpaksa menunggu hujan aga mereda sambil shalat ashar dahulu.  Jam 16.30 hujan masih turun, hanya gerimis. Dengan menggunakan ponco kami segera melakukan pendakian karena takut keburu malam. Kami berjalan melalui camp ground, kami bingung dengan jalur disini. Kebetulan di camp groun sedang ada kegiatan camping bersama PMI Magelang. Kami bertanya dengan salah seorang PMI dimana jalur pendakiannya. Ternyata tak ada jalur pendakian disini, jalurnya menyesatkan. Kami berhenti sejenak berdiskusi. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pendakian melalui jalur Sawit. Motor kami tinggal di basecamp Mangli, kami berjalan melalui jalanan aspal dan di antara rumah warga sekitar stengah jam. Tiba tiba badanku mulai terasa panas, perut mual, badan pusing. Belum masuk jalur pendakian aku sudah KO. Aku terpikir ini karena kesombongaku yang meremehkan Gunung Andong. *naahh anak anak, jangan tiru saya yaaa, sependek apapun gunung yang kita daki sombong bisa membunuh kita. .
Masuk di jalur pendakian, melalui sawah sawah. Gerimis masih deras, keringatku pun mengucur deras, kepala pusing. Dengan beban paling berat kala itu aku berjalan perlahan di belakang sendiri. Dalam perjalanan aku merenung akan kesombonganku, aku menyadari itu. Lama lama saat masuk kedalam jalur hutan badan sudan mulai membaik, gerimis menurun intensitasnya. Ponco kulepas, carrier berganti dengan carrier Darma, oohhh betapa leganya badan serasa terbang. Semakin enteng badan perjalanan semakin cepat. Sonthong yang sebelumnya terlihat sehat ternyata KO juga. Ditemani oleh pak leader Aziz,  mereka jalan di belakang. Aku jalan sama Darma, Agus dan Gabule sudah jalan duluan di depan karena untuk cari tempat untuk mendirikan tenda.
Dua jam kami mendaki akhirnya sampai atas juga, kami belum di puncak. Kami memutuskan mendirikan tenda di jalan menuju makam. Di Gunung Andong ini terdapat makam Syekh Abdulloh Fakil atau di kenal dengan sebutan Mbah Kyai Jaka Pekik. Tenda berdiri kami saling bercerita sambil memasak. Selagi ada yang memasak sebagian ada yang shalat maghrib dan isya’ ( dijamak. .he ). Seusai makan malam, aku mencoba berziarah ke makam sendirian. Di sebelah makam ada yang mendirikan tenda, anak anak SMK sekitar daerah Gunung Andong.



Pendaki, ngopi sik ben gantheng



Sudah larut malam aku memutuskan istirahat, sedangkan yang lain ada yang ke puncak untuk jalan jalan. Karena kebetulan akses ke puncak dari tenda tidak jauh.
Pagi alarm berbunyi, aku terbangun dan segera mambangunkan yang lain untuk persiapan melihat sunrise. Sebelumnya aku shalat shubuh terlebih dahulu. Masih gelap kami menunggu sunrise dengan sabar, sampai akhirnya goresan goresan sinar yang teramat cantik muncul. Perlahan lingkaran penerang bumi pun ikut muncul. Walaupu tidak setinggi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, di Gunung Andong kita sudah bisa menikmati pemandangan yang sangat indah. Sunrisenya yang khas dengan latar Gunung Merbabu dan Gunung Merapi menambah keindahan ciptaan Allah.



















Setelah semakin siang, kami jalan melewati jembatan setan kalo aku bilang. Karena luasnya jalan yang tak seberapa dan kanan kiri jalan sudah jurang.  Yang sampai ke sisi puncak yang lain hanyalah aku, Darma, Kuntoro, dan Agus. Aziz takut ketinggian dan hanya menunggu kami ditemani Sonthong dan Gabule.
Sudah sekitar jam 10.00 kami turun gunung karena panas yang menyengat. jalan santai, pelan pelan sambil memungutu sampah para *wisatawan yang kurang bertanggung jawab. Hanya satu jam setengah kami sampai di basecamp kembali. Dan cuuusss kami pulang.

Disini aku semakin sadar apa arti mendaki gunung. Kesombongan kita di bunuh digunung. Kita tidak bisa mankhlukan gunung atau alam. Yang bisa hanya sang pencipta, Allah SWT. Bersahabat dengan gunung itu lebih indah dari pada menakhlukan gunung. Kesombongan sekecil apapun hanya akan menjadikan manusia seperti sampah. Sekian. . .