Senin, 27 Oktober 2014

Mending Gelandang di Lombok Dari Pada Hura Hura di Rumah


Lombok, yaa pulau yang terletak di Nusa Tenggara Barat ini adalah salah satu pulau yang eksotis di Indonesia.Terdapat berbagai tempat untuk berlibur di pulau satu ini, mulai dari pantai pantainya sampai gunung Rinjani yang menjadi gunung api terindah se-Asia Tenggara. Banyak orang yang memimpikan untuk bisa jalan jalan berkunjung ke pulau ini, begitupun saya. Saya yang melihat Lombok hanya dari liputan wisata atau dari FTV di layar kaca, selalu berangan angan kapan guee bisa nginjek pasir putih salah satu pantai di Lombok. Awalnya saya membayangkan kalau untuk bisa ke Lombok harus kaya dulu, karena tranportnya yang jauh dan katanya harga disana lebih mahal dari pada di Jawa, mulai makanan sampai penginapan. Apalagi untuk anak ndeso seperti saya yang tinggal di pinggiran kota yang kebutuhannya termasuk murah murah, yaitu Yogyakarta Istimewa. Saya pernah ke Bali, tapi itu karena mengikuti Study Tour semasa putih abu abu dulu yang hanya mengandalkan duit ortu. Kerjaan saya kaga tentu, kadang freelance kadang kerja tetap tapi ga betah terus kaluar. Duit suka ngilang karena hobi saya yang suka hiking naik gunung, yaa walau baru gunung yang deket deket tempat tinggal. Bayangan saya kan ke Lombok bisa ngabisin duit berjuta juta. Ehh ternyata di bulan september 2014 saya nginjek pasir pulau Gili Trawangan salah satu destinasi terkeren di Lombok,  cuma nginjek pasirnya aja tapi. .hehe ga ada 6 jam di sana. Ini impian saya kesampean dengan duit ga nyampe 1 juteee, diluar perkiraan saye. . . :D

Awal mula dari hobi yang suka naik gunung terus tau tentang gunung Rinjani di Lombok. Duuhh tambah ngimpi berat saya buat bisa ke Lombok. Akhirnya sungguh sungguh bertekad agar bisa nginjek pasir pantai di Lombok. Kerja jadi perawat gigi dengan gaji UMR Djogja, saya nabung duit, ngirit berbagai keperluan dari beli beli barang, mengurangi jadwal naik gunung, sampai lebaran kaga beli baju baru. Akhirnya di bulan september kumpul duit 3 juta lebih dari tabungan dan THR. Dengan mengorbankan pekerjaan yang dah lumayan mapan, saya resign dari kerjaan demi impian saya bisa ke Lombok.Berenam saya berangkat dari Yogyakarta Istimewa ke Lombok via jalur darat ala backpacker, mungkin bisa di katakan cara gelandangan juga bisa karena tidur n makan yang seadanya,. .hehe. Misi saya ke Lombok kali ini bukanlah untuk liburan hura hura, saya punya misi untuk bisa sujud syukur di puncak Gunung Rinjani.



Sampai di Lombok kesan pertama adalah memang benar benar eksotis pulau ini. Waktu masih di kapal ferry, saat dekat dengan pelabuhan saya melihat pulau ini seperti dunia baru bagi saya. Pegunungan yang membentang luas nan cantik, lautnya yang tenang seakan menarik saya untuk lompat dari kapal "padahal kaga bisa renang, nyelam bisa kalo renang kaga". Di perjalanan menuju basecamp saya liat penduduknya yang kelihatan damai, makmur. Banyak mobil mobil mewah yang lewat. Entah saya tidak tau saya tidak melihat bus pariwisata satupun di pulau ini. Polisi pun saya tak melihat, hanya sekali itupun mobilnya, polisinya kaga ada. Di perempatan semacam ring road kalau di Djogja pasti ada polisi yang jaga, di Lombok kaga ada. Pengendara motor dengan bebasya menerobor lampu lalu lintas. Apakah saking amannya pulau ini sehingga tidak memerlukan pengamanan yang banyak dari polisi.

Di Lombok mayoritas warganya adalah muslim. Setiap perjalanan pasti akan menemui masjid masjid megah di pinggir pinggir jalan. Banyak terdapat masjid dengan decorasi yang cantik cantik, apalagi kalau malam hari. Lampu di kubah masjid yang besar dan cantik sudah terlihat dari kejauhan. Nyaman rasanya saya berada disini. Warganya pun ramah ramah dan baik baik. Banyak orang jawa juga disini. Kalau kalian bertemu orang jawa dan minta bantuan, Insya Allah mereka akan membantu dengan senang hati.

Empat hari saya berada di gunung Rinjani, Alkhamdulillah misi selesai dengan lancar dan bahagia. Warga di sekitar kaki gunung Rinjani berbeda dengan yang di kota. Mereka terlihat lebih sederhana, bangunan bangunan rumah masih bercampur dengan bangunan traditional. Masjid masjid pun tak semegah yang di kota. Namun orang orangnya tak kalah ramah juga. Malah saya banyak dapat bantuan menginap dari warga lereng gunung. Mulai dari biaya nginap yang murah sampai makan 15ribu dengan bonus nginap gratis.

Selesai misi naik gunung Rinjani saya and kawan kawan pergi main sejenak di Gili Trawangan. Bayangan kami Gili Trawangan adah pulau kecil dengan pantai pasir putih yang masih sepi. Saat sampai di sana memang benar disana sepi oleh wisatawan lokal tapi ramai pake banget wisatawan mancanegara ato bule. Ini mana yang orang loakal mana yang orang asing, kebanyakan bule bule yang pada pake pakaian pantai. Disini kita enggak ngapa ngapain hanya cuci mata aja liat indahnya laut dengan ombaknya dan indahnya bule dengan pakaiannya. . :p. Maklum kita kaga ada duit banyak, cuma jalan jalan keliling sama beli oleh oleh kaos dengan harga 50rban. Kita di Gili Trawangan dateng siang pulang sore.

Untuk budget transportasi pergi pulang kita hanya habis duit 500an ribu. Semula sebelum berangkat perkiraanku bakaln habis duit 1jutee, ehh cuma setengahnya. Bener bener diluar dugaan jalan jalan ala backpacker "gelandangan" kami ini. Yang mau liat rincian perjalanan saya dari Djoga -- Lombok bisa liat di Rincian Perjalanan ke Gunung Rinjani.

Naahh siapa yang mimpi ke Lombok tapi takut dengan biaya yang gedhe. Wujudkanlah mimpimu selagi masih muda. Saran saya sih mending gelandang ke Lombok dari pada hura hura di rumah sendiri :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar